Rabu, 23 Oktober 2013

Pendidikan Sebagai Konsumsi Dan Investasi " Sudut Pandang Dari Ekonomi Pendidikan"



PENDIDIKAN SEBAGAI KONSUMSI DAN INVESTASI

Mikro ekonomi pendidikan mempelajari unsur-unsur permintaan, penawaran, dan harga dari produk jasa pendidikan. Pada unsur permintaan dipelajari tentang bagaimana calon siswa/mahasiswa memaksimumkan pendapatan neto seumur hidup yang diharapkan. Adapun pada pihak produsen, yaitu satuan pendidikan dipelajari tentang bagaimana mengkombinasikan input agar dapat memperoleh biaya total terendah, oleh karena itu, maka pembahasan di sini akan menyangkut pembahasan tentang pendidikan sebagai industri.


Dalam kegiatan perekonomian kita kenal dengan konsep: pasar, permintaan, dan penawaran. Demikian pula dalam pendidikan, disaat dipandang sebagai unit yang memproduksi jasa yaitu jasa pendidikan, perlu mengenal konsep itu. Pasar pendidikan adalah keseluruhan permintaan dan penawaran terhadap sejenis jasa pendidikan tertentu. Seperti halnya pada bidang ekonomi, maka pasar di dalam pendidikan dapat dibedakan atas pasar konkret dan pasar abstrak. Dilihat dari bentuknya, pasar pendidikan mempunyai kesamaan dengan pasar persaingan monopoli. Berbicara tentang pasar pendidikan, maka paling tidak ada dua unsur penting yaitu permintaan dan penawaran pendidikan. Pasar pendidikan, Hector Corea mengemukakan bahwa permintaan pendidikan menggambarkan kebutuhan dan dimanifestasikan oleh keinginan untuk diberi pelajaran tertentu.  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan pendidikan seperti budaya, politik, dan ekonomi. Kemudian permintaan pendidikan perorangan secara agregat dipengaruhi oleh faktor lain: pendapatan orang tua, biaya pendidikan, kebijaksanaan umum (pemerintah), kebijaksanaan lembaga, dan persepsi individu terhadap tiap-tiap jenis pendidikan. Permintaan pendidikan juga tergantung kepada cara pandangnya, yaitu apakah pendidikan itu dia anggap sebagai konsumsi, sebagai investasi atau konsumsi dan investasi.


Penawaran pendidikan dapat dilihat secara makro dan secara mikro. Secara makro, pengadaan pendidikan dapar dilaksanakan berdasarkan pendekatan ketenagakerjaan. Adapun secara mikro, yaitu pengadaan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan seperti SLTP atau SMA. Terlepas oleh siapa pendidikan itu diselenggarakan, maka proses pengadaan pendidikan harus dilaksanakan secara efektif dan efesien. Mengkaji tentang penawaran tentu tidak terlepas dari penetapan harga, karena besaran permintaan juga dipengaruhi oleh faktor harga penawaran. Untuk menentukan harga dari jasa pendidikan tidak sederhana, seperti halnya pada harga barang-barang. Karena banyak komponen yang harus dihitung, antara lain yaitu uang pendaftaran, uang pangkal (BP3, dan sebagainya), uang tes sumatif, uang laporan pendidikan, uang pendaftaran ulang dsb.


Elastisitas harga atau elastisitas permintaan pendidikan ialah perbandingan antara perubahan relative dari permintaan jasa pendidikan dan perubahan relatif dari harganya. Sesuai dengan bentuk pasarnya, yaitu persaingan monopoli, maka sifat elastisitas permintaan nya in-elastis. Lebih-lebih di daerah terpencil dan terbatas jumlah dan jenis lembaga pendidikannya. Sifat monopoli akan lebih menonjol, berbeda dengan daerah yang mempunyai banyak sekolah dengan kualitas hamper sama, maka sifat monompoli akan hilang.


Pendidikan dapat dipandang sebagai konsumsi maupun sebagai investasi. Kedua pandangan itu bersifat saling melengkapi atau komplementer. Pendidikan sebagai konsumsi adalah pendidikan sebagai hak dasar manusia. Atau merupakan salah satu hak demokrasi yang dimiliki oleh setiap warga Negara. Sehingga sampai tingkat tertentu pengadaan harus dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu, maka dibanyak Negara yang sedang berkembang pendidikan dasar (SD dan SLTP) dijadikan sebagai pendidikan wajib belajar sedangkan di Negara maju sampai tingkat SLTA. Sebagai konsekuensinya pendidikan pada tingkat ini pendidikan bukan hanya sebagai hak, tetapi juga sebagai kewajiban bagi setiap Negara pada tingkat umur tertentu di Indonesia antara 6 sampai 15 tahun.


Dilihat dari segi sifat kebutuhan, pengadaannya pendidikan pada tingkat ini merupakan barang public. Kemudian dilihat dari motivasinya, maka pendidikan dipandang sebagai barang konsumsi yang dimotivasi oleh keinginan untuk memuaskan kebutuhan akan pengembangan kepribadian, kebutuhan sosial, kebutuhan akan pengetahuan, dan pemahaman. Permintaan pendidikan pada tingkat ini dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan disposable.


Pendidikan sebagai investasu bertujuan untuk memperoleh pendapatan neto atau rate of return yang lebih besar di masa yang akan dating. Biaya pendidikan dalam jenis pendidikan ini, dipandang sebagai jumlah uang yang dibelikan untuk memperoleh atau ditanam kan dalam sejumlah modal manusia (human capital) yang dapat memperbesar kemampuan ekonomi di masa yang akan datang. Pendidikan sebagai investasi didasarkan atas anggapan bahwa manusia merupakan suatu bentuk capital (modal) sebagaimana bentuk-bentuk capital lainnya yang sangat menentukan terhadap pertumbuhan produktifitas suatu bangsa. Melalui investasi dirinya seseorang dapat memperluas alternatif untuk kegiatan-kegiatan lainnya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa yang akan datang.


Pendidikan setelah pendidikan wajib belajar mempunyai tujuan bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengembangan kepribadian, dan pemuasan terhadap kebutuhan sosial (status dan gengsi) juga untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik, sehingga dapat memperoleh pendapatan neto seumur hidup yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Sesuai dengan uraian tersebut di atas, maka jumlah pendidikan yang diperoleh oleh seseorang akan mempunyai pengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan yang ia peroleh, walaupun tidak menjamin sepenuhnya, akan tetapi kecenderungan untuk memperolehnya pendapatan yang lebih besar cukup tinggi.


Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin luas cakrawala, karena penguasaan ilmu luas. Dengan kondisi tersebut, mereka mampu untuk memanfaatkan kesempatan yang ada untuk meraih atau menciptakan pendapatan yang lebih tinggi. Lebih-lebih jika mereka bekerja pada lembaga yang tidak mempertimbangkan gaji berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pendidikan (di Indonesia PNS). Apabila jenjang dan tingkat pendidikan yang diperoleh di masa sesudah bekerja dihargai sebagai dasar dalam penetapan gaji, maka siapa yang pendidikannya tinggi tentu akan memperoleh penghargaan yang tinggi. Semakin tinggi pendidikan mempunyai arti semakin banyak investasi pada diri orang tersebut, sehingga wajar dihargai dengan nilai yang lebih mahal.



Sumber: Pendidikan Sebagai Investasi Dalam Pembangunan Suatu Bangsa: Prof.Dr.H.Agus Irianto

Sabtu, 27 Juli 2013

HUMAN CAPITAL
GARY S.BECKER

Gary Becker's research program is founded on the idea that the behavior of an individual adheres to the same fundamental principles in a number of different areas. The same explanatory model should thus, according to Becker, be applicable in analyzing highly diverse aspects of human behavior. The explanatory model which Becker has chosen to work with is based on what he calls an economic approach, which he has applied to one area after another. This approach is characterized by the fact that individual agents - regardless of whether they are households, firms or other organizations - are assumed to behave rationally, i.e., purposefully, and that their behavior can be described as if they maximized a specific objective function, such as utility or wealth. Gary Becker has applied the principle of rational, optimizing behavior to areas where researchers formerly assumed that behavior is habitual and often downright irrational. Becker has borrowed an aphorism from Bernard Shaw to describe his methodological philosophy: "Economy is the art of making the most of life". 
Becker's applications of his basic model to different types of human behavior can be accounted for by distinguishing among four research areas: (i) investments in human capital; (ii) behavior of the family (or household), including distribution of work and allocation of time in the family; (iii) crime and punishment; and (iv) discrimination on the markets for labor and goods. 
Human Capital
Gary Becker's most noteworthy contribution is perhaps to be found in the area of human capital, i.e., human competence, and the consequences of investments in human competence. The theory of human capital is considerably older than Becker's work in this field. His foremost achievement is to have formulated and formalized the microeconomic foundations of the theory. In doing so, he has developed the human-capital approach into a general theory for determining the distribution of labor income. The predictions of the theory with respect to the wage structure have been formulated in so-called human-capital- earnings functions, which specify the relation between earnings and human capital. These contributions were first presented in some articles in the early 1960s and were developed further, both theoretically and empirically, in his book, Human Capital, written in 1964. 
The theory of human capital has created a uniform and generally applicable analytical framework for studying not only the return on education and on-the-job training, but also wage differentials and wage profiles over time. Other important applications, pursued by various economists, include a breakdown into components of the factors underlying economic growth, migration, as well as investments and earnings in the health sector. The human-capital approach also helps explain trade patterns across countries; in fact, differences in the supply of human capital among countries have been shown to have more explanatory power than differences in the supply of real capital. 
Practical applications of the theory of human capital have been facilitated dramatically by the increased availability of microdata, for example, panel data, on wages and different characteristics of labor. This development has also been stimulated by Becker's theoretical and empirical studies. It is hardly an overstatement to say that the human-capital approach is one of the most empirically applied theories in economics today. 
Household and Family 
Gary Becker has carried out an even more radical extension of the applicability of economic theory in his analysis of relations among individuals outside of the market system. The most notable example is his analysis of the functions of the family. These studies are summarized in his book, A Treatise on the Family, written in 1981. 
A basic idea in Becker's analysis is that a household can be regarded as a "small factory" which produces what he calls basic goods, such as meals, a residence, entertainment, etc., using time and input of ordinary market goods, "semi-manufactures", which the household purchases on the market. In this type of analysis, prices of basic goods have two components. The first is comprised of the direct costs of purchasing intermediate goods on the market. The second is the time expenditure for production and consumption of the good in question for a specific good, this time expenditure is equivalent to wages multiplied by the time spent per unit of the good produced in the household. This implies that an increase in the wage of one member of the household gives rise not only to changed incentives for work on the market, but also to a shift from more to less time-intensive product on and consumption of goods produced by the household, i.e., basic goods. Instead of an analysis in terms of the traditional dichotomy between work and leisure, Becker's model provides a general theory for the household's allocation of time, as exemplified in the essay, A Theory of the Allocation of Time, from 1965. This approach has turned out to be a highly useful foundation for examining many different issues associated with household behavior. 
Becker has gone even further. He has formulated a general theory for behavior of the family - including not only the distribution of work and the allocation of time in the family, but also decisions regarding marriage, divorce and children. As real wages increase, along with the possibilities of substituting capital for labor in housework, labor is released in the household, so that it becomes more and more uneconomical to let one member of the household specialize wholly in household production (for instance, child care). As a result, some of the family's previous social and economic functions are shifted to other institutions such as firms, schools and other public agencies. Becker has argued that these processes explain not only the increase in married women's job participation outside the home, but also the rising tendency toward divorce; see his article, Human Capital and the Rise and Fall of Families (coauthored by N. Tomes), 1986. 
Alongside Becker's analysis of the distribution of labor and allocation of time in the household, his most influential contribution in the context of the household and the family is probably his studies on fertility, which were initiated in an essay entitled, An Economic Analysis of Fertility, 1960. Parents are assumed to have preferences regarding both the number and educational level of their children, where the educational level is affected by the amount of time and other resources that parents spend on their children. Investments in children's human capital may then be derived as a function of income and prices. As wages rise, parents increase their investments in human capital, combined with a decrease in the number of children. Becker uses this theory to explain, for example, the historical decline in fertility in industrialized countries, as well as the variations in fertility among different countries and between urban and rural areas. In particular, the highly extensive family policy in Sweden, to which Becker often refers, suggests the merits of an economic approach to the analysis of these issues. 
Crime and Punishment 
The third area where Gary Becker has applied the theory of rational behavior and human capital is "crime and punishment". A criminal, with the exception of a limited number of psychopaths, is assumed to react to different stimuli in a predictable ("rational") way, both with respect to returns and costs, such as in the form of expected punishment. Instead of regarding criminal activity as irrational behavior associated with the specific psychological and social status of an offender, criminality is analyzed as rational behavior under uncertainty. These ideas are set forth, for example, in Becker's essay, Crime and Punishment: An Economic Approach, 1968, and in Essays in the Economics of Crime and Punishment, 1974. 
Empirical studies related to this approach indicate that the type of crime committed by a certain group of individuals may to a large extent be explained by an individual's human capital (and hence, education). These empirical studies have also shown that the probability of getting caught has a more deterrent effect on criminality than the term of the punishment. 
Economic Discrimination
Another example of Becker's unconventional application of the theory of rational, optimizing behavior is his analysis of discrimination on the basis of race, sex, etc. This was Becker's first significant research contribution, published in his book entitled, The Economics of Discrimination, 1957. Discrimination is defined as a situation where an economic agent is prepared to incur a cost in order to refrain from an economic transaction, or from entering into an economic contract, with someone who is characterized by traits other than his/her own with respect to race or sex. Becker demonstrates that such behavior, in purely analytical terms, acts as a "tax wedge" between social and private economic rates of return. The explanation is that the discriminating agent behaves as if the price of the good or service purchased from the discriminated agent were higher than the price actually paid, and the selling price to the discriminated agent is lower than the price actually obtained. Discrimination thus tends to be economically detrimental not only to those who are discriminated against, but also to those who practice discrimination.

Becker's Influence 
Gary Becker's analysis has often been controversial and hence, at the outset, met with scepticism and even distrust . Despite this, he was not discouraged, but persevered in developing his research, gradually gaining increasing acceptance among economists for his ideas and methods. A not insignificant influence may also be discerned in other social sciences. Various aspects of demography constitute one example, particularly in regard to fertility, parents' efforts to ensure their children's education and development, as well as inheritance. Additional examples are research on discrimination in the labor market, and crime and punishment. But Becker has also had an indirect impact on scientific approaches in social sciences other than economics; more frequently than in the past, sociologists and political scientists work with models based on theories of "rational choice".


Kamis, 25 Juli 2013

HUMAN CAPITAL
(Modal Manusia)
GARY S.BECKER

Berdasarkan program penelitian Gary Becker memberikan gagasan bahwa perilaku individu di sejumlah daerah yang berbeda-beda. Model penjelasan yang sama juga demikian, menurut Becker dalam menganalis aspek perilaku manusia sangat beragam. Model penjelasan yang Becker pilihkan bahwa untuk bekerja dengan didasarkan dengan pendekatan ekonomi, yang ia telah diterapkan ke daerah satu demi satu. Pendekatan ini dicirikan oleh kenyataan bahwa setiap pelaku terlepas dari apakah mereka rumah tangga, perusahaan atau organisasi lainnya yang dianggap bersikap rasional, yaitu, sengaja, dan bahwa perilaku mereka dapat digambarkan seolah-olah mereka memaksimalkan fungsi objektif spesifik, seperti utilitas atau kekayaan. Gary Becker telah menerapkan prinsip rasional, mengoptimalkan perilaku ke daerah-daerah yang mana sebelumnya diasumsikan peneliti bahwa perilaku kebiasaan dan sering benar-benar tidak rasional. Becker telah meminjam pepatah dari Bernard Shaw untuk menggambarkan filosofi metodologis: 'Ekonomi adalah seni membuat sebagian besar kehidupan’.
Aplikasi modelnya Becker’s dasar untuk jenis perilaku manusia dapat dipertanggungjawabkan dengan membedakan antara empat bidang penelitian: (i) investasi dalam modal manusia; (ii) perilaku keluarga atau rumah tangga, termasuk distribusi karya dan alokasi waktu dalam keluarga; (iii) kejahatan dan hukuman; dan (iv) diskriminasi di pasar tenaga kerja dan barang.
  Modal Manusia
Kontribusi Gary Becker yang paling penting adalah  pada modal manusia, yaitu manusia kompetensi, dan konsekuensi dari investasi di kompetensi manusia. Teori modal manusia jauh lebih tua dari pada Becker's yang bekerja dalam bidang ini. Prestasinya yang terpenting adalah telah dirumuskan dan diformalkan teori dasar mikroekonomi. Dalam melakukannya, ia telah mengembangkan pendekatan modal manusia ke dalam teori umum untuk menentukan distribusi pendapatan tenaga kerja. Prediksi teori mengenai struktur upah telah dirumuskan dalam apa yang disebut fungsi manusia-modal-penghasilan, yang menentukan hubungan antara laba dan modal manusia. Kontribusi-kontribusi ini pertama kali disajikan dalam beberapa artikel di awal 1960-an dan dikembangkan lebih lanjut, baik secara teoritis maupun empiris, dalam bukunya, Human Capital, ditulis pada tahun 1964.
Teori modal manusia telah menciptakan kerangka analitis seragam dan umumnya berlaku untuk belajar tidak hanya kembali pada pendidikan dan pelatihan, tetapi juga upah perbedaan dan upah profil dari waktu ke waktu. Aplikasi lainnya, dikejar oleh berbagai ekonom, termasuk kerusakan ke dalam komponen faktor yang mendasari pertumbuhan ekonomi, migrasi, serta investasi dan penghasilan di sektor kesehatan. Pendekatan modal manusia juga membantu menjelaskan pola perdagangan di seluruh negara; pada kenyataannya, perbedaan dalam pasokan modal manusia antara negara-negara telah ditunjukkan untuk memiliki lebih banyak kekuatan penjelas dari perbedaan dalam penyediaan modal nyata.
Aplikasi praktis dari teori modal manusia secara dramatis telah dibantu oleh peningkatan ketersediaan microdata, misalnya, panel data, upah dan karakteristik yang berbeda dari tenaga kerja. Perkembangan ini juga dirangsang oleh studi Becker teoritik dan empirik. Hal ini hampir tidak terlalu berlebihan untuk mengatakan bahwa pendekatan manusia-modal adalah salah satu paling secara empiris Terapan teori ekonomi hari ini.
    Rumah tangga dan Keluarga
Gary Becker telah melaksanakan perluasan lebih radikal dari penerapan teori ekonomi dalam analisis hubungan antara individu di luar sistem pasar. Contoh yang paling terkenal adalah analisis fungsi dari keluarga. Studi ini diringkas dalam bukunya, risalah pada keluarga, ditulis pada tahun 1981.
 Ide dasar dalam analisis Becker's adalah bahwa rumah tangga dapat dianggap sebagai 'pabrik kecil' yang menghasilkan apa yang dia sebut barang-barang dasar, seperti makanan, residence, hiburan, dll, menggunakan waktu dan input biasa pasar barang, 'semi-manufactures', yang rumah tangga pembelian di pasar. Dalam jenis analisis, harga barang-barang dasar memiliki dua komponen. Yang pertama terdiri dari biaya langsung untuk membeli barang-barang menengah di pasar. Yang kedua adalah pengeluaran waktu untuk produksi dan konsumsi yang baik dalam pertanyaan tertentu baik, pengeluaran waktu ini setara dengan upah dikalikan dengan waktu yang dihabiskan per unit yang baik yang diproduksi dalam rumah tangga. Ini berarti bahwa kenaikan upah dari satu anggota rumah tangga memberikan naik tidak hanya untuk berubah insentif untuk bekerja di pasar, tetapi juga untuk pergeseran dari lebih sedikit waktu-intensif produk pada dan konsumsi barang diproduksi oleh rumah tangga, yaitu, barang-barang dasar. Bukan analisis dalam hal tradisional dikotomi antara kerja dan liburan, model Becker memberikan teori umum alokasi waktu untuk rumah tangga, sebagaimana dicontohkan dalam teori alokasi waktu dari 1965. Pendekatan ini berubah menjadi landasan yang sangat berguna untuk banyak isu-isu yang berbeda terkait dengan perilaku rumah tangga.
Becker telah merumuskan sebuah teori umum untuk perilaku dari keluarga - termasuk tidak hanya distribusi karya dan alokasi waktu dalam keluarga, tetapi juga keputusan mengenai perkawinan, perceraian dan anak-anak. Sebagai upah riil meningkat, bersama dengan kemungkinan menggantikan modal untuk tenaga kerja di pekerjaan rumah tangga, tenaga kerja adalah dirilis dalam rumah tangga, sehingga menjadi lebih dan lebih tidak ekonomis untuk membiarkan salah satu anggota rumah tangga mengkhususkan diri sepenuhnya dalam rumah tangga produksi (misalnya, perawatan anak). Akibatnya, beberapa fungsi sosial dan ekonomi sebelumnya Keluarga bergeser ke institusi lain seperti perusahaan, sekolah dan badan publik lainnya. Becker berpendapat bahwa proses ini menjelaskan tidak hanya peningkatan partisipasi perempuan yang menikah bekerja di luar rumah, tetapi juga kecenderungan meningkatnya perceraian; melihat artikel, modal manusia dan kebangkitan dan kejatuhan keluarga (ditulis bersama dengan buku-buku N. tebal) 1986.
Bersama Becker menganalisis distribusi tenaga kerja dan alokasi waktu dalam rumah tangga, kontribusi paling berpengaruh dalam konteks rumah tangga dan keluarga mungkin adalah studinya pada kesuburan, yang diprakarsai dalam esai berjudul, ekonomi analisis kesuburan, 1960. Orang tua diasumsikan memiliki preferensi mengenai jumlah dan tingkat pendidikan anak-anak mereka, mana tingkat pendidikan dipengaruhi oleh jumlah waktu dan sumber daya lain yang menghabiskan orangtua pada anak-anak mereka. Investasi dalam modal manusia anak-anak mungkin kemudian diturunkan sebagai fungsi dari pendapatan dan harga. Sebagai upah naik, orang tua meningkatkan investasi mereka dalam human capital, dikombinasikan dengan penurunan jumlah anak-anak. Becker menggunakan teori ini untuk menjelaskan, misalnya, sejarah penurunan kesuburan di negara-negara industri, serta variasi dalam kesuburan antara negara-negara yang berbeda dan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Secara khusus, kebijakan keluarga yang sangat luas di Swedia, untuk Becker yang sering menunjuk, menunjukkan manfaat ekonomi pendekatan analisis masalah ini.
   Kejahatan dan hukuman
Area ketiga mana Gary Becker telah diterapkan teori rasional perilaku dan modal manusia adalah 'kejahatan dan hukuman'. Pidana, dengan pengecualian terbatas psychopaths, diasumsikan bereaksi terhadap rangsangan yang berbeda dalam cara (rasiona') yang diprediksi, baik keuntungan dan biaya, seperti dalam bentuk hukuman yang diharapkan. Sebaliknya dari mengenai kegiatan kriminal sebagai perilaku irasional terkait dengan status sosial dan psikologis tertentu pelaku, kriminalitas dianalisis sebagai rasional perilaku di bawah ketidakpastian. Ide-ide ini ditetapkan, misalnya, dalam esai Becker, kejahatan dan hukuman: sebuah pendekatan ekonomi, 1968, dan dalam esai-esai dalam ekonomi kejahatan dan hukuman, 1974.
Studi empiris yang berkaitan dengan pendekatan ini menunjukkan bahwa jenis kejahatan yang dilakukan oleh sekelompok individu tertentu mungkin untuk sebagian besar dapat dijelaskan oleh individu human capital (dan karenanya pendidikan). Studi empiris ini juga menunjukkan bahwa kemungkinan tertangkap memiliki lebih jera terhadap kejahatan daripada istilah hukuman.
   Diskriminasi Ekonomi
Contoh lain dari Becker's tidak konvensional penerapan teori rasional, mengoptimalkan perilaku adalah analisis diskriminasi atas dasar ras, jenis kelamin, dll. Ini adalah kontribusi signifikan penelitian pertama Becker, dipublikasikan dalam bukunya yang berjudul, The diskriminasi ekonomi 1957. Diskriminasi didefinisikan sebagai situasi yang mana pelaku ekonomi siap untuk dikenakan biaya untuk menahan diri dari transaksi ekonomi, atau masuk ke dalam kontrak ekonomi, dengan seseorang yang ditandai dengan sifat selain/dirinya sendiri pada ras atau seks. Becker menunjukkan bahwa perilaku seperti itu, secara murni analitis, bertindak sebagai 'irisan pajak' antara sosial dan Pribadi tingkat pengembalian ekonomi. Penjelasan adalah bahwa agen diskriminatif berperilaku seolah-olah harga yang baik atau layanan dibeli dari agen mendiskriminasikan lebih tinggi dari harga sebenarnya dibayar, dan harga jual ke agen mendiskriminasikan lebih rendah daripada harga yang diperoleh. Diskriminasi sehingga cenderung menjadi ekonomis merugikan tidak hanya untuk orang-orang yang adalah diskriminasi, tetapi juga untuk mereka yang mempraktekkan diskriminasi.



   Pengaruh  becker

Analisis Gery Beckers telah kontroversial dan oleh karena itu, pada awalnya, bertemu dengan skeptisisme dan bahkan ketidakpercayaan. Meskipun demikian, dia tidak berkecil hati, tetapi bertekun dalam mengembangkan penelitian, berangsur-angsur memperoleh peningkatan penerimaan antara ekonom untuk ide-ide dan metode. Pengaruh yang tidak signifikan juga boleh dilihat dalam ilmu sosial lainnya. Berbagai aspek demografi merupakan salah satu contoh, terutama dalam hal kesuburan, orangtua upaya untuk memastikan anak-anak mereka pendidikan dan pengembangan, serta warisan. Contoh tambahan adalah penelitian tentang diskriminasi di pasar tenaga kerja, dan kejahatan dan hukuman. Tapi Becker juga memiliki dampak langsung pada pendekatan ilmiah dalam ilmu sosial selain ekonomi; lebih sering daripada di masa lalu, sosiolog, dan ilmuwan politik bekerja dengan model yang didasarkan pada teori 'rasional pilihan'.